Rabu, 30 Maret 2011

Jangan ngaku orang Indonesia kalau enggak tahu nama nama alat musik daerahnya ... btw kalaupun belum tahu kita bantuin deh, ini listnya :
  • Provinsi Sumatera Utara / Sumut
    Alat Musik Tradisional : Aramba, Doli-doli, Druri dana, Faritia, Garantung, Gonrang, Hapetan,
  • Provinsi Sumatera Barat / Sumbar
    Alat Musik Tradisional : Saluang, Talempong Pacik
  • Provinsi Jawa Barat / Jabar
    Alat Musik Tradisional : Arumba, Calung, Dod-dog, Gamelan Sunda, Angklung, Rebab, Siter / Celempung
  • Provinsi Jawa Tengah / Jateng
    Alat Musik Tradisional : Gamelan Jawa, Siter / Celempung
  • Provinsi Bali
    Alat Musik Tradisional : Gamelan Bali
  • Provinsi Nusa Tenggara Barat / NTB
    Alat Musik Tradisional : Cungklik
  • Provinsi Nusa Tenggara Timur / NTT
    Alat Musik Tradisional : Foi Mere, Sasando, Keloko
  • Provinsi Kalimantan Selatan / Kalsel
    Alat Musik Tradisional : Babun
  • Provinsi Sulawesi Selatan / Sulsel
    Alat Musik Tradisional : Alosu, Anak Becing, Basi-Basi, Popondi, Keso-Keso, Lembang
  • Provinsi Maluku
    Alat Musik Tradisional : Floit, Nafiri, Totobuang, Tifa
  • Provinsi Papua
    Alat Musik Tradisional : Atowo, Tifa, Fu

Lain-Lain :
  • Gerdek berasal dari daerah Dayak Kalimantan
  • Kere-kere galang berasal dari daerah Goa
  • Kinu berasal dari daerah Pulau Roti
  • Kolintang berasal dari daerah Minahasa
  • Sampek berasal dari daerah Dayak Kalimantan
  • Talindo berasal dari daerah Sulawesi
  • Kecapi berasal dari daerah Seluruh Nusantara Umumnya di Jawa
  • Kledi berasal dari daerah Kalimantan
  • Serunai berasal dari daerah Sumatera

Tan jidor

Tanjidor adalah salah satu musik tradisional Betawi yang sekarang sudah mulai jarang ditemukan. Tanjidor adalah salah satu jenis musik yang banyak mendapat pengaruh dari musik Eropa. Kata "tanjidor" adalh kata dalam bahasa Portugis tangedor, yang artinya "alat - alat musik berdawai". Dalam kenyataanya, arti kata tanjidor tidak sesuai dengan alat - alat musik yang dimainkan, dalam tanjidor, alat - alat musik yang dimainkan kebanyakan adalah alat musik tiup seperti, karinet, trombon, piston, seksofon. Secara lengkap instrumen musik yang digunakan dalam orkes tanjidor adalah klarinet, pistone, trombon, terompet, seksofon tenor, seksofone bass, drum, simbal, side drum. Biasanya pemain tanjidor terdiri dari 10 - 7 orang pemain musik dan 1 - 2 orang penyanyi. Musik yang muncul pada abad ke-18 ini, pada zaman dahulu sering dimainkan oleh para sekelompok petani yang menghabiskan waktunya setelah musim panen. Mereka biasanya menunjukan kebolehan mereka dengan cara mengamen dari rumah ke rumah, dari restoran ke restoran.
 

Pada zaman dahulu tanjidor juga sering ditampilkan dalam acara - acara besar, seperti acara Hari besar islam, parayaan cina yang sering disebut "Cap Go Meh", atau bisa ditemukan juga pada hari sedekah bumi yang menjadi tradisi masyarakat petani Cirebon. Namun pada akhir - akhir ini musik tanjidor sudah jarang sekali ditampilkan, munkin hanya sesekali saja, biasanya untuk sekarang - sekarang ini tanjidor hanya ditampilkan pada waktu Penyambutan tamu agung, Perhelatan/pengarakan pengantin. Adapun lagu - lagu yang sering dimainkan dalam orkes tanjidor adalah Kramton dan Bananas (yang merupakan lagu Belanda), Cente Manis, Keramat Karam, Merpati Putih, Surilang. Adapun lagu yang terkenal adalah Warung Pojok.

Angklung Gubrag

Angklung gubrag terdapat di kampung Cipining, kecamatan Cigudeg, Bogor. Angklung ini telah berusia tua dan digunakan untuk menghormati dewi padi dalam kegiatan melak pare (menanam padi), ngunjal pare (mengangkut padi), dan ngadiukeun (menempatkan) ke leuit (lumbung). Dalam mitosnya angklung gubrag mulai ada ketika suatu masakampung Cipining mengalami musim paceklik.

Gong

Gong merupakan sebuah alat musik pukul yang terkenal di Asia Timur. Gong inidigunakan  untuk alat musik tradisional. Saat ini tidak banyak lagi perajin gong seperti ini. Gong yang telah ditempa belum dapat ditentukan nadanya. Nada gong baru terbentuk setelah dibilas dan dibersihkan. Apabila nadanya masih belum sesuai, gong dikerok sehingga lapisan perunggunya menjadi lebih tipis. Di Korea Selatan disebut juga Kkwaenggwari. Tetapi kkwaenggwari yang terbuat dari logam berwarna kuningan ini dimainkan dengan cara ditopang oleh kelima jari dan dimainkan dengan cara dipukul sebuah stik pendek. Cara memegang kkwaenggwari menggunakan lima jari ini ternyata memiliki kegunaan khusus, karena satu jari (telunjuk) bisa digunakan untuk meredam getaran gong dan mengurangi volume suara denting yang dihasilkan

Sasando

Bali miliki gamelan, Jawa Barat ada angklung, dan Sulawesi punya musik bambu. Kalau NTT tentu sasando. Alat musik petik yang berasal dari Pulau Rote ini, bisa dijadikan cendera mata unik sepulang melancong dari Negeri Matahari Terbit. Bentuk sasando mirip dengan instrumen petik lainnya seperti gitar, biola, dan kecapi.
Bagian utamanya berbentuk tabung panjang yang biasa terbuat dari bambu. Bagian tengah ada tabung yang berdawai.Tabungnya diletakkan di dalam wadahberbentuk seperti penampung tuak berlekuk-lekuk yang disebut 'haik', yang terbuat dari anyaman daun lontar. Ada dua jenis sasando yakni sasando gong, dan sasando biola. Keduanya biasa digunakan untuk memainkan sejumlah lagu daerah antara lain lagu yangnmengiringi sejumlah wanita menarikan Tarian Taebenu. Di Rote, tarian tersebut dimainkan saat menerima tamu. Selain itu Tarian Foti yang ditarikan para pria. Dulu tarian ini dipersembahkan untuk menyambut prajurit sepulang dari medan perang. Kini Tarian Foti juga dimainkan saat menerima tamu. Sasando dimainkan dengan cara petik pada dawai yang terbuat dari kawat halus dengan dua tangan dari arah berlawanan, kiri ke kanan dan kanan ke kiri. Tangan kiri memainkan melodi dan bas, sementara tangan kanan memainkan accord. Jadi seorang pemetik dapat memainkan sekaligus melodi, bas, dan accord. Susunan notasinya tak beraturan dan tidak kelihatan karena terbungkus. Namun saat dimainkan bisa menjadi harmoni yang merdu sesuai kelihaian pemetiknya.

Dol

Alunan suara bersaut-sautan ini dari alat musik disebut Dol. Di Provinsi  engkulu, Sumatera, alat musik Dol bukan hal yang baru. Iramanya kerap terdengar hampir disetiap sudut kota terutama sore hari. Dol pertama kali dibawa oleh pedagang dari India. Bentuknya hampir mirip gendang terbuat dari kulit sapi. Ukurannya bervareasi. Diameter Dol terbesar sekitar 70 centimeter dengan tinggi 80 centimeter. Alat musik tradisional Bengkulu ini terbuat dari bongol buah kelapa atau pohon nangka. Masyarakat Bengkulu sangat akrab dengan alat musik Dol. Mereka biasanya bermain Dol secara berkelompok di rumah-rumah atau sanggar kesenian. Peminatnya tak terbatas pada orang dewasa atau remaja

Genderang Perang (Alat musik) dari Bengkulu

Tidak jelas mengapa alat tabuh khas Bengkulu ini di namakan alat musik perang (Slaginstrument) di Tropen Museum, atau mungkin pada jaman dahulu di pakai untuk memberi semangat orang Bengkulu saat berperang. Alat jenis musik tradisional ini yang masih sering terlihat adalah alat musik perang jenis Rebana yang sering dipakai dalam kegiatan adat masyarakat Bengkulu dan sekitar.